Penanaman Pohon Berkonsep Green Belt, Strategi Mitigasi Bencana Kawasan Bandar Udara YIA

Temon- Wilayah Kabupaten Kulon Progo terdiri dari kawasan pegunungan, dataran, dan pesisir pantai. Masing-masing kawasan mempunyai potensi bencana alam yang berbeda-beda. Selama ini sudah dipetakan titik-titik rawan bencana, namun hampir tiap tahun bencana alam tetap saja terjadi. Demikian disampaikan dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K) Bupati Kulon Progo dalam sambutannya pada acara Penanaman Green Belt sebagai Mitigasi Bencana di Kawasan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kabupaten Kulon Progo Kamis (2/5).

Menurut Hasto, empat kecamatan yakni Galur, Panjatan, Wates, dan Temon ialah kawasan yang terekspose dengan pesisir. Antisipasi bencana bagi kawasan tersebut menjadi sangat penting untuk dilakukan karena memiliki daya dukung dalam mengembangkan potensi di sektor perikanan dan kelautan. Apalagi dengan kehadiran Bandara Internasional Yogyakarta yang berlokasi di kecamatan Temon.

"Atas nama Pemerintah Kabupaten dan warga, mohon arahan kepada BNPB dan Gubernur tentang hal-hal yang terkait kebencanaan. Kesuksesan pembangunan bandara menjadi tanggung jawab berbagai pihak, termasuk mitigasi terhadap bencana alam yang dimungkinkan terjadi" tuturnya.

Hadir pada acara tersebut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sekretaris Daerah DIY, Forkompimda DIY, GKR Mangkubumi Perwakilan dari Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat, KPH Haryo Suryo Adinegoro (Ir. Bayudono) Pengageng Kawedanan Kaprajan Kadipaten Puro Pakualaman, Bupati Kulon Progo, Forkompimda Kulon Progo, Kepala OPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Ketua DPRD Kulon Progo, Dirut PT Angkasa Pura I, General Manajer PT Angkasa Pura I, Unsur Organisasi Masyarakat, Relawan, Pelajar, Tokoh Agama/Masyarakat, serta tamu undangan lainnya. Sebelum acara inti dimulai, dipanjatkan do"a bersama yang dipimpin oleh Drs.H. Muh Fauzi, MPd.I Penyelenggara Syariah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyambut baik atas inisiasi dan motivasi penanaman cemara udang sebagai green belt. Dikemukakan Ir. Gatot Saptadi Sekda DIY mewakili Gubernur DIY. Upaya tersebut penting karena termasuk bagian dari keseluruhan desain pembangunan bandara YIA. Di samping itu, permasalahan lingkungan dan resiko bencana seperti abrasi pantai dan Tsunami dapat diantisipasi melalui penghijauan. "Wilayah selatan sebagai halaman DIY harus dioptimalkan. Harapannya bukan hanya sekedar penanaman saja, tetapi bisa meluas lagi sebagai sebuah gerakan" ungkapnya.

Sementara Letnan Jenderal Doni Monardo Kepala BNPB menyatakan berdasar data yang ada, sebagian besar wilayah Indonesia pernah dilanda Tsunami dan berdasar hasil riset, tanaman dengan ukuran tertentu dapat menahan laju Tsunami hingga 88 %. Oleh karenanya, penanaman pohon di kawasan selatan Bandar Udara YIA diharapkan menjadi langkah tepat mengurangi resiko bencana Tsunami.

"DIY termasuk daerah rawan bencana. Tanah longsor, gunung meletus, dan gempa pernah terjadi di DIY. Perlu evaluasi dan instropeksi agar di masa yang akan datang tidak ada korban lagi. Kenali ancaman dan siapkan strategi. Tanggal 26 April telah ditetapkan sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana, diingatkan untuk selalu waspada dan memerhatikan edukasi kebencanaan" paparnya.

Doni menegaskan dikarenakan teknologi peringatan dini terdapat kelemahan dan kurang berperan manakala bencana datang dalam skala besar dan sekejap, maka ada baiknya pemahaman terhadap kearifan lokal tentang tanda-tanda alam. Misalnya perubahan perilaku binatang jelang terjadinya suatu bencana dan sistem peringatan dini secara tradisional.

"Di kawasan pesisir, pohon merupakan shelter yang terbaik. Tidak hanya cemara udang, pohon-pohon seperti pule, palaka, rao, dan tanaman endemik lainnya yang secara usia bisa bertahan lebih dari seratus tahun hendaknya juga ditanam. Makin lama usia, makin kuat akar dan batangnya sehingga kelak akan jadi penyelamat" imbuhnya.

Setelah pengarahan, dilanjutkan dengan penanaman ribuan pohon cemara udang dan pule oleh BNPB bersama unsur pemerintah, warga masyarakat, dan relawan tepat di sebelah selatan Bandar Udara YIA Temon Kulon Progo. Pohon sudah ditanam dengan baik, tentu tak ada seorang pun yang menginginkan setelah ditanam hanya menjadi tonggak-tonggak batang kering yang tak bernilai. Kepedulian dan tanggung jawab bersama amat dibutuhkan demi pertumbuhan dan kelestariannya, terlebih pada sesi acara sebelumnya terdapat Ikrar Relawan Bela Alam. (prd)