Pemantauan Udara Menggunakan Passive Sampler di Kulon Progo

PENGASIH (WARTA DLH) - Metode passive sampler adalah salah satu teknik yang sering digunakan dalam pemantauan kualitas udara. Definisi dari metode ini adalah sistem penyerapan gas secara difusi melalui media yang dipaparkan dalam waktu tertentu tanpa menggunakan pompa penghisap.

Gas berfungsi berdasarkan prinsip difusi, di mana gas bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Dengan kata lain, alat ini menangkap polutan udara seiring waktu dan memudahkan saya dalam menganalisis konsentrasi polutan seperti Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen Dioksida (NO2).

Dua polutan yang menjadi fokus dalam metode pemantauan ini adalah SO2 dan NO2. Saya belajar bahwa SO2 adalah gas tidak berwarna dengan bau tajam, yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.

Sedangkan NO2 memiliki warna coklat kemerahan dan juga memiliki bau tajam yang dapat berdampak pada kesehatan. Keduanya merupakan indikator penting dalam menentukan indeks kualitas udara dan dapat memengaruhi lingkungan serta kesehatan manusia.

Dengan menggunakan pemantauan udara passive sampler, saya bisa mendapatkan data yang lebih akurat tentang konsentrasi polutan ini di wilayah Kulon Progo.

Di Kulon Progo, titik pemantauan dengan passive sampler di beberapa lokasi strategis. Beberapa di antaranya adalah Kantor Dinas Lingkungan Hidup, Bank BRI Wates, permukiman kesatrian, giripeni dan kawasan industri. Dengan menyebarkan alat pemantauan di empat lokasi berbeda, sehingga dapat mencakup area yang mewakili berbagai aktivitas yang berpotensi menghasilkan polusi.

Pemilihan lokasi pemantauan menetapkan kriteria, seperti area yang memiliki volume lalu lintas tinggi, kedekatan dengan kawasan industri, dan kepadatan penduduk yang tinggi sehingga memperoleh data yang mencerminkan keadaan kualitas udara dengan lebih baik.

Setiap pemantauan dilakukan dalam periode tertentu, yaitu dua minggu atau selama 14 hari. Saya mengatur pemaparannya dua kali dalam setahun, mewakili musim hujan dan musim kemarau. Dengan metode passive sampler ini, waktu yang cukup panjang membuat saya yakin akan keakuratan data yang diperoleh.

Salah satu dampak positif dari pemantauan kualitas udara yang dilakukan adalah mampu mengevaluasi keberhasilan program lingkungan. Data yang peroleh menjadi dasar untuk mengambil keputusan strategis dalam pengendalian pencemaran. Melalui pemantauan yang akurat, sehingga bisa membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Hasil dari pemantauan menggunakan passive sampler menjadi indikator penting untuk menentukan prioritas pengendalian pencemaran di Kulon Progo. Dengan mengetahui kualitas udara di masing-masing lokasi, saya dapat merekomendasikan tindakan yang tepat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. (Panji)