Menyelamatkan Air Tanah Melalui Pemanenan Air Hujan (Rain Water Harvesting)

Air hujan merupakan salah satu sumber daya alam yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal dan hanya dibiarkan mengalir ke saluran-saluran drainase menuju ke sungai-sungai yang akhirnya mengalir ke laut. Padahal jika mampu diolah dan dikelola dengan baik, air hujan tersebut akan memiliki banyak manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia, terutama untuk keberlangsungan penyediaan air bersih di masyarakat. Air hujan sendiri dapat digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan manusia antara lain untuk mandi, mencuci bahkan untuk air minum.

Curah hujan yang tinggi di beberapa daerah di pedesaan kebanyakan terbuang mengalir begitu saja ke sungai. Bahkan tidak sedikit daerah yang mengalami banjir akibat hujan ini. Dalam rangka penyediaan air bersih di pedesaan yang memiliki curah hujan yang tinggi, dapat dikembangkan Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) yang layak dikonsumsi oleh masyarakat desa. Sistem ini dapat dikembangkan secara bergotong royong dan dikelola bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari atau bahkan untuk dikomersialisasikan.    Prinsip dasar PAH adalah mengalirkan air hujan yang jatuh di permukaan atap melalui talang air untuk ditampung ke dalam tangki penampung. Kemudian limpasan air yang keluar dari tangki penampung yang telah penuh disalurkan ke dalam  sumur resapan

Sistem Panen Air Hujan (PAH) merupakan suatu sistem konservasi air tanah melalui penampungan dan pemanfaatan air hujan guna memenuhi kebutuhan air untuk sanitasi. Sistem ini memiliki banyak manfaat , diataranya mengurangi penggunaan air tanah dan mengurangi emisi sehingga mengurangi dampak perubahan iklim dan pemanasan global. Sistem PAH ini dapat memberikan tambahan sumber air untuk kehidupan sehari-hari serta untuk keperluan bersuci (beribadah). Sistem ini memiliki beberapa komponen dasar dengan system tertutup untuk menyalurkan air dari talang ke tangka atau sumur resapan.

Kulon Progo merupakan Kabupaten yang terdiri dari beberapa wilayah kapanewonan yang rawan mengalami kekeringan. Oleh karena itu Dinas Lingkungan Hidup Kulon Progo melakukan pengadaan Instalasi Pemanenan Air Hujan dengan tujuan agar masyarakat dapat memperoleh sumber air tambahan, sebagai tandon untuk bantuan air bersih, serta merupakan tindakan preventif sebagai saah satu upaya mengatasi kekurangan air saat musim kemarau.

Terdapat tiga komponen dasar pada sistem pemanenan air hujan, yaitu permukaan atap untuk penangkapan air hujan, talang untuk alat penyaluran air hujan ke tempat penampungan dan bak atau kolam untuk tempat penyimpanan air hujan. Cara kerja PAH adalah air hujan yang tertangkap di atap rumah dialirkan melalui talang atau pipa menuju bangunan PAH (tandon air)..

Adapun kegiatan Pekerjaan Pengadaan Pembangunan IPAH yang dilakukan sebanyak 50 unit dengan jumlah anggaran 50 x @Rp.5.000.000,00 (total Rp.250.000.000,00) yang bersumber dari dana DAU Kabupaten Kulon Progo.  Pembangunan Instalasi Pemanenan Air Hujan Tahun 2021 berlokasi di Kapanewon Pengasih 13 Unit, Kapanewon Kokap 13 Unit, Kapanewon Lendah 3 unit, Kapanewon Sentolo 7 unit, Kapanewon Girimulyo 7 unit, dan Kapanewon Nanggulan 7 unit. Kegiatan pembangunan dilaksanakan selama 90 hari terhitung dari tanggal 25 Juni 2021 sampai 22 September 2021. (indriana)